Selain skincarisma, ada banyak situs yang menyediakan ingredients analyzer tool or something. Seperti cosdna, skinsort, incidecoder. Seringnya saya berkunjung ke skicnarisma dan incidecoder. Sebelum kita alergi dan anti banget sama situs yang menyediakan informasi tentang kandungan, ada baiknya memahami tiga hal ini terlebih dahulu. Agar tetap dapat manfaat tanpa perlu menjatuhkan mereka yang masih pakai fitur-fitur di situs tersebut, walaupun benar tidak bisa suatu produk dinilai per bahan tapi keseluruhan.
Tapi pernahkah kalian lihat kandungan oxybenzone dan atau avobenzone di kandungan sunscreen/sunblock? Kandungan tersebut memiliki kontroversi (ada yang sepenuhnya setuju, ada yang tidak) bahkan ada negara yang ngeboikot, karena kandungan itu bisa merusak terumbu karang. Kalau kalian concern dengan reef and coral, apa kalian masih pakai produk tersebut? kan di produk itu komposisinya ga itu aja. Ada banyak.
Lagi, kandungan vitamin A disarankan tidak digunakan pada ibu hamil. Di suatu produk ada kandungan retinol maupun turunannya. Apa kalian akan tetap pakai jika sedang hamil? Kalau kalian beli tanpa pernah tau kandungan produk, dan ternyata ada bahan berbahaya lainnya gimana? contohnya 9 dari 10 kandungannya ada hyaluronic dan lain-lain yang superstar. Tiba-tiba nyempil nih sebiji hydroquinone urutannya pun paling belakang. Atau ada kandungan yang alergi di kulit kalian. Beli ga?
Alih-alih “jangan percaya situs ini!” atau “jangan input komposisi di situs ini”, disini saya coba jelaskan 3 hal yang harus diperhatikan saat menggunakan kedua situs tersebut.
What I am trying to say; ga ada yang salah dari mencari tahu komposisi suatu produk kulit atau apapun itu termasuk input di situs-situs berfitur seperti diatas. Ga ada yang salah jika ada yang menilai suatu produk dari satu bahan saja dan karenanya memutuskan ga jadi beli. Ya memang ga semua orang yang beli produk itu ngerti susunan bahan. Karena ga semua orang berkecimpung di dunia kecantikan dan kesehatan. Jika ada situs yang membantu kita ngasi gambaran suatu bahan dalam produk, ya kenapa enggak?
Pun, ga ada yang salah juga jika ada yang ngerasa ga fair kalau produk dinilai dari satu bahan. Again, produsen sudah research, create and develop product but consumer is the decision maker. Karena ini nyangkut kulitnya sendiri. Produsen juga udah ngerti kok pasar tiap produk. Yang mau putih cepat bisa pakai rangkaian A. Yang mau ga kelihatan cepat tua rangkaiannya B. Yang lagi sensitif pakai C. Tipe kulit A pakai produk B, dst.
Ga usahlah sesama pejuang kulit merasa terganggu dengan keberadaan orang-orang yang berusaha mencari tahu kandungan produknya via jalur situs itu beb.
Buat yang masih akses, baru mau akses maupun pernah akses lalu kecewa beda hasil situs beda di kulit. Pun yang masih neglect, ini hal-hal yang sebaiknya kita pahami dulu (ala busiti):
Get Knowledge, Get Product.
Untuk keluar uang dan beli produk apalagi kalau mahal tentu perlu berhitung juga (ini kalau aku ya). Kalau bahannya all green list dan tetep ga cocok ya sudah aku bisa lebih bisa nerima. Ga yang ‘njir udah beli pake duit, ga cocok’ tanpa tau kenapa dan bertanya-tanya.
Example, suatu produk mengusung klaim bisa mencerahkan dalam 14 hari. Komposisinya all green list di skincarisma. Tapi pas lihat tabelnya ada keterangan indikasi bahan yang menyebabkan komedo dan tingkat picunya berapa.
Nah pas dibeli, sekalipun komedoan pun ya ga kecewa-mengumpat produk. Karena membelinya pun sudah menyadari kemungkinan lain dari produk itu seperti komedoan. Kayak lebih rela gitu mau ngebeli barang dan ga nyesek-nyesek banget udah beli tunai atau nyicil.
Selain itu juga bisa jadi pertimbangan sebelum membeli jika ingin pakai produk yang mahal. Yah semacam alasan self control keuangan – aku pribadi bagian dari tim mendang-mending mikirnya gini:
“ini produk harga 300 lebih, pas di input ga semua green list checked. Daripada gamble kemahalan, mending gamble ma produk yang harga standaran tapi green list checked”;
atau “ini produk harga 300 dan all green list checked. Mahal dan ga banyak yang beli juga review, googling juga sulit ditemukan review-nya. Tapi ya udah cobain ah”.
Mari membelanjakan uang dengan dapat info pengetahuan. Produknya bisa aja ga bekerja di kita walaupun all green list checked, seenggaknya ga beli kucing dalam karung, menyadari kemungkinan lain dari produk itu dan dapat pengetahuan baru.
Saya sendiri ga permasalahkan produk itu mau green list semua atau ga, yang penting fungal acne safe-nya green list checked. Karena jujur, sudah berkali-kali coba yang ga fungal acne safe tapi tetep bruntusan. Capek uang, capek waktu. Akhirnya saya terima kenyataan bahwa kondisi situasi kulit saya yang badak udah berubah sejak kehamilan kembar hingga sekarang kondisinya ya sudah begini ini kulitnya. Catatan: saya belum pernah periksa ke dokter kulit, tapi ini feeling aja kan saya ngeh sama kulit saya. Mungkin hampir mirip dengan “kok tiap minum susu ini, jerawat gw muncul?” atau sama kayak “gw tetep pake yang ada witch hazel kok perih ya”. Semacam itu, semoga dipahami.
Better for Searching Ingredients Manually (do it yourself)
Aku juga ga pernah cari produk di incidecoder maupun skincarisma trus percaya gitu aja kecuali aku copas dari shop sellernya atau official website uang nampilin komposisinya. Karena gini, coba deh kamu ketik satu merk terkenal di antara dau situs tersebut itu, contohnya pelembab A. Nah ada banyak banget pelembab A, gambar sama judul nyaris sama. Tapi kalo telitiin lagi, tiap klik gambarnya untuk lihat komposisi, hasilnya bisa berbeda. Karena semua orang yang register disana bisa input produk. Ada yang nginput ga lengkap, di submit aja. Ada yang salah ketik. Ada yang nyingkat. Jadinya beda hasilnya.
Begitu juga komposisi yang ditulis seller, kadang ga dikasi tanda koma sedangkan kita ga ngerti komanya dimana sebagai pemisah bahan. Ada juga yang ‘asal’ ngasi tanda koma. Ada yang disingkat nulisnya dan dipotong komposisi lengkapnya.Trus gimana? Kalau ada orang yang pakai produk itu dan komposisi masih tertera, bisa foto yang jelas di incidecoder dan auto dibaca mereka. Baru copas ke skincarisma.
Biasanya aku lari ke official website produk (kalau ada situsnya) untuk produk yang kutaksir. Kalo official ga ada informasi komposisi, aku tinggalin kalau ga naksir-naksir banget. Kalau naksir, lanjut googling cari review-review. Ga ada juga? liat testimoni yang beli produk itu di seller biasanya ada aja yang foto komposisinya. Kalau mager banget effort nyari tapi naksir banget dengan keterangan produknya, ya udah ku angkut aja kalau duitnya juga ridho.
Kisah nyata:
Komposisi produk toner yang ada di incidecoder: Water, Butylene Glycol, Dimethyl Sulfone, Betaine, Caprylic/Capric Triglyceride, Natto Gum, Sodium Hyaluronate, Disodium EDTA, Centella Asiatica Extract, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract, Polyquaternium-51, Chlorphenesin, Tocopheryl Acetate (Vitamin E), Carbomer, Panthenol, Arginine, Luffa Cylindrica Fruit/Leaf/Stem Extract, Beta-Glucan, Althaea Rosea Flower Extract, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Hydroxyethylcellulose, Portulaca Oleracea Extract, Lysine HCL, Proline, Sodium Ascorbyl Phosphate, Acetyl Methionine, Theanine, Copper Tripeptide-1
hasil skincarisma: all green list checked
Beli, barang datang, ngerasa di wajah ada grindilan tiap pakai itu dari single use sampai dilayer pun tetep grindilan. Check ulang komposisi di kemasan rupanya ada ingredients yang ga diinput. begitu ku tulis ulang komposisi yang tertera di botol tonernya yang kubeli. Ku check di skincarisma, jeng jeng! not fungal acne safe.
Di wajahku ini bikin bruntusan wkwkkwkw gw sampe bingung ini kenapa begini, pas cek ulang rupanya ini ga fungal acne safe. Sebelum beli aku lihat komposisi ini di incidecoder trus copas ke skincarisma, hasilnya fa safe. Eh pas barangnya dateng, dah semangat pake tapi curiga kok bruntusan pake dia single use atau dilayer sama produk lain tetep ada bruntusannya. Trus cek blog dan lihat komposisi di kemasan, ketik dan recheck ulang, lalu copas lagi ke skincarisma dan yup! hasilnya ga fungal acne safe. Rupanya ada beberapa bahan yang sebelumnya tuh ga kena input di situs incidecoder (entah yang input kurang input atau itu produk keluaran eropa, korea, misalnya. Siapa tahu kan formulasi berbeda ma yang dijual di asia indonesia?) ya udahlah ya nek…. kecewa.. tapi tetap pakai. Berhubung jamur itu muncul dan jerawat muncul selain hormonal juga karena habitat skin barriernya lagi ga bagus, jadi toner ini aku simpan dulu dan aku mau cari toner lain (capek beuttttt)
Ini komposisi yang tertera di botol yang kubeli di toko resmi originalnya: Aqua/Water, Butylene Glycol, Dimethyl Sulfone, Betaine, Caprylic/Capric Triglyceride, Disodium EDTA, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract, Centella Asiatica Extract, Chlorphenesin, Tocopheryl Acetate, Glycerin, arginine, Carbomer, Panthenol, Luffa Cylindrica Fruit/Leaf/Stem Extract, 1,2-hexadinol, Hydroxyethylcellulose, Aloe Barbadensis Leaf Extract, Althaea Rosea Flower Extract, Portulaca Oleracea Extract, Polyquaternium-51, Beta-Glucan, Lysine HCL, Proline, Sodium Ascorbyl Phosphate, Sodium hyaluronate, Acetyl Methionine, Theanine, proline, natto gum, disodium phosphate, polysorbate 60, sodium phosphate, Copper Tripeptide-1
Nyesek ga? nyesek banget karena produknya 180ml harganya 200ribuan lagi diskon, tapi ga sesuai dengan yang aku inginkan. Ini segede ini gw apain? ya ampun. Dah paling bener yang fungal acne nyari produk di situs gw aja dah wkwkkwkw biar gw yang berkorban.
The World Is Too Big For All Ingredients
Persoalan lain juga ada banyak bahan produk yang belum tersedia di situs tersebut. Misalnya tahun 2022 ditemukan bahan baru dan situsnya belum update ya ga ke-detect. Atau situs itu inputnya sunflower seed oil. Nah produsen produknya nulisnya ‘biji bunga matahari’. Trus kita copas aja. Ga ke-detect deh tuh. All green list checked, even non comedogenic result. Tapi pas diangkut yaahhh komedoan. Yah tumbuhannya ada aha/bha malah gw barengin ma retinol pantesan break out. Ngerti kan maksudnya? ngerti dong, masak ga ngerti (nada tiktok).
I AM NOT A PART OF THOSE SITES AND I AM NOT THEIR SITES AMBASSADOR. THIS POST HAS NOTHING AFFILATE TO THOSE SITES.
Bu Siti
Itulah 3 hal yang menurutku sebaiknya dipahami dulu. Agar tidak saling blamming. Ga nyalahin situs. Ga nyalahin produk. Ga nyalahin diri sendiri yang beli atau ga cari tahu. Ga nyalahin yang masih input dan akses di situs tersebut sebelum beli produk.
Membeli karena memang butuh, sesekali karena ingin. Itulah moto pencarian skincare product (ala busiti). Mahal, butuh = angkut atau cari alternatif produk lain. Mahal, ingin = nahan diri atau tetap angkut.
Takeaway
Oke. Begitulah sudut pandangku sebagai pengguna terhadap situs tersebut. Jadi situs itu ga ku gunakan untuk judging suatu produk perfect atau ga. Because nobody’s perfect apalagi produk dan situs. Tapi lebih ke aku memahami apa yang ku olesin di wajah. Kemungkinan resiko iritasi, komedoan, atau jerawatan. At least i know some things before buying. Apalagi kalau komposisinya minimal/dikit gitu. Kalau seminggu aku cobain pake produk itu aja, akan lebih mudah untuk tahu jika ada alergi akan suatu bahan atau kulit bereaksi lain. Kalau mau kepo sama bahannya aku lebih ke incidecoder. Karena cara mereka jelasin ada lucu-lucunya gitu bahasanya wkwkwk jadi fun aja bacanya.
Keterbukaan informasi akan produk itu penting. Dan dengan konsumen mendapat gambaran lebih akan suatu produk, selain info produk dari toko/sales/produsennya, ini juga ngebuka kesempatan bersaing sehat bagi yang bergerak di bidang produk perawatan kulit. Karena orang ga beli produk semata ngeliat brand mana yang tenar duluan. Jangan ragu nulis lengkap kandungan di toko ya sista (saya capek nyari info komposisi sebenernya wkwk) meskipun tidak semua green list tak perlu berkecil hati. Brand kenamaan juga banyak yang ga green list checked semua tapi ada yang beli. Pinter-pinter manehlah ya jualan dan bangun brand. Semua produk ada pangsa pasarnya. Kita mah tukang beli. Wkwkkwkw
- Carilah komposisi di situs resminya, di toko resmi juga bisa, dan di poto produk pembeli yang biasanya ada yang motoin komposisi produk yang dia beli di toko itu. Karena itu ingredients yang sebenarnya di produk, riskan kalau percaya mentah-mentah yang diinput orang di kedua situs tersebut karena bisa juga beda negara beda versi komposisi produk
- to be honest, aku masih pakai skincarisma untuk cek fungal acne safe ingredients. Your skin is yours.
- tunggu update-an busiti di blog ini adalah cara terpercaya sebelum beli produk fungal acne safe wkwkwkwk
[…] tool dari situs skincarisma dan untuk komposisi produk aku ke incidecoder. Baca disini kenapa masih oke menggunakan itu walaupun beberapa orang ‘melarang’ […]