Face & Body Product

Apakah Ini Fungal Acne

Kulit saya cenderung kering dan semenjak dahulu tidak pernah muncul yang namanya jerawat dalam jumlah banyak maupun bruntusan. Saat itu saya sudah berdiam (pindah) di luar pulau di kota kediaman suami. Dari sana jerawat bermunculan tanpa henti dalam bentuk yang ga pernah saya jumpai sebelumnya. Sewaktu pakai jilbab pun, jilbabnya ga bisa nempel di pipi, karena pipi kanan kiri penuh dengan jerawat berukuran kecil dan sedang tapi brundul seperti gunung. Tampak ‘isi’nya dari luar seperti nanah atau nasi. Ada yang merah mendem. Ada yang seperti bisul. Sakit. Tapi bukan bisul. Semua orang dekat saya, histeris. Apalagi saya.

Awal Mula

Saya mulai baca-baca, nonton ini itu terkait skincare. Mulai pakai skincare berbagai merk. Dari yang cuma kenal sabun cuci muka dan pelembab. Jadi kenal toner, masker segala jenis dari lembaran, bubuk, lumpur, dsb. Exfoliating dsb. Bahkan sempat pakai metode berlapis-lapis. Ada hasilnya kok. Jerawat-jerawat besar itu mau mereda. Bahkan saya (terpaksa) kenalan dengan pinset jerawat, saya belajar mencet dengan alat itu. Ada bahkan yang sampai muncrat isinya. Walaupun saya tahu itu tindakan berbahaya dan bisa menimbulkan akibat buruk bagi kulit, tapi saya panik liat jerawat berderet dan berkumpul seperti tumpukan gunung dengan isi yang siap meletus. Saya juga pakai puluhan skincare dan cepat gonta-ganti.

Setelah jerawat besar mendingan, kempes dan hilang. Baru saya fokus pada jerawat kecil telur ikan ini. Kesalahan pemilihan produk dan pemakaian produk, terlalu cepat gonta-ganti skincare, tidak sabar, sering malah pakai sabun batang ke wajah, tanpa sadar memakai kandungan eksfoliasi di semua langkah skincare routine, akhirnya menggiring kulit saya yang kering menjadi dehidrasi.

Hingga akhirnyacukup dapat dipahami, bahwa kulit saya butuh dihidrasi dan butuh kelembaban. Kulit saya haus akan moisture. Insecure? Jangan ditanya. Saya bahkan ga mau selfie sama sekali dan cuma mau ngaca kalau mau mencet jerawat pakai pinset dan pakai bedak.

Jelas kan kulit saya sangat tidak terhidrasi, ada garis keriputnya, kemerahan, noda cokelat bahkan urat tipis kelihatan dan banyak bumps aneka bentuk dan ukuran.

Istilah Fungal Acne dan Maskne

Hingga sampailah saya pada situs yang membahas tentang fungal acne secara komprehensif. Situs inilah yang menyadarkan saya kemungkinan bahwa saya kena fungal acne. Ada faktor eksternal yang mempengaruhi kulit kita terkena fungal acne. Seperti kelembaban udara, sirkulasi udara, keringat, pH air dan pH kulit. Lebih detailnya bisa klik ini.

Itu semua sesuai banget dengan kondisi kenyataan yang saya alami. Cuaca, air dan juga faktor kehamilan kembar yang sedang saya alami waktu itu.

Fungal Acne

Berangkat dari informasi pada situs tersebut dan kesamaan nasib, faktor eksternalnya semua saya rasakan. Dari pindah rumah keluar pulau, keringat amat berlebih, perubahan hormon kehamilan kembar, ketombe parah, rontok rambut, gonta ganti skincare yang malah mengganggu pH dan skin barrier.

Saya pun merombak skincare saya berikhtiar coba pakai produk yang fungal acne safe tapi juga ‘ramah’ untuk skin barrier, siapa tahu mau lebih bagus. Skincare routine saya pada waktu itu yang saya telatenin pakai dan memang berhasil bagus hasilnya di kulit saya. Mengenai istilah fungal acne ini bukan berarti tanpa perdebatan.

Istilah penggunaan fungal acne dirasa kurang tepat karena tidak disebabkan oleh bakteri acne. Menurut mereka, yang dapat disebut acne adalah jerawat yang disebabkan oleh bakteri bernama latin acne(s).

Maskne

Apa bedanya dengan maskne? Mask acne. Jelas dong bukan masker yang menyebabkan penyebab jerawat. Menurut saya, jika istilah acne hanya dipakai untuk jerawat yang disebabkan bakteri acnes, tentu masker yang sebenarnya bisa jadi salah satu medium penyebaran atau pemciunya tidak dapat juga disebut mask acne = maskne. Ganti aja jadi Maskple = Mask Pimple. Fungal pimple. Nah nanti ada lagi tim pimple yang ogah memakai istilah pimple karena acne dan pimple pun memiliki arti yang berbeda.

Lagian, susah juga kales mau ngetik nama latin. Macam jamur aja berbeda-beda. Bakteri juga berbeda-beda. Ya kali tiap nulis ngetik pake bahasa latin mereka terus. Mau nulis bakteri yang disebabkan jerawat kudu typing Propionibacterium acnes, itupun jenisnya berbeda tiap bentuk. Ada yang Propionibacterium granulosum. Nah lu tulis dah tuh setelah yakin bakteri yang mana nyebabin jerawat di wajah ngana. Mau nulis bentuk bulat merah di muka yang tampak seperti jerawat tapi beda nama aja curiga itu jamur, kudu nulis Pityrosporum folliculitis or Malassezia folliculitis. Kebelibet say keypad.

Heran, ribet amat. Sudahlah, tak perlu segalanya diperdebatkan. Kemarin-kemarin beberapa akun skincare bahas tentang fungal acne, kemudian membantah penggunaan istilah tersebut. Malah ada yang ngeyek “fungal acne tuh ga ada tau”, we’re all know sist. Ini kan soal memudahkan maksud. Fungal acne = bentuknya kayak jerawat tapi disebabkan oleh jamur. Mask acne = bentuknya kayak jerawat yang timbul setelah memakai masker. Ya kan? gitu kan?

Masalahnya, karena ribut dengan perbedaan istilah-istilah ini, orang yang sedang mencari tahu tentang skincare, jadi tambah bingung. Belum selesai juga paham soal oil dan water based cleanser, nambah lagi dengan kebingungan istilah yang lain. Chill aja napa sih. Slow, semua punya tujuan sama disini say. Pengen kulit bersih, cerah, bersinar dan glowing.

Produk yang saya pakai untuk atasi jerawat besar:

Cleanser:

safi micellar water warna biru (ni beneran nyaman dipakai, adem, ga perih dan seger.) Selain itu saya juga pakai garnier micellar water oil infused, nivea biru makeup remover pernah, heimish cleansing balm sampe biokos milk and toning cleanser usia 40s. Padahal saya belum setua itu.

Toner:

pyunkang yul essence toner, hatomugi skin conditioner (warna biru). Keduanya fungal acne safe tapi kalau ngebandingin, saya lebih suka hatomugi. Meskipun hatomugi ada alkoholnya tapi beneran nolong banget untuk hidrasi kulit kering tanpa berlebihan.Penggunaannya cukup dikompres pake kapas tempel ke wajah, bruntusan telur ikannya mau mereda.

Essence :

benton snail and bee high content essence (kemasan yang lama katanya fungal acne safe, tapi saya dapet yang ada polysorbate 80 kalo ga salah, jadi ga fungal acne safe, tapi memang bagus banget redain jerawat merah dan bendul walaupun nambah bruntusan telur ikannya)

Gel:

benton aloe propolis gel (fungal acne safe, tapi jangan ketebelan pakenya saya notice ada milia yang timbul tapi ini bagus banget, cuma ya itu jangan too much, saya googling dan pernah nemu situs yang curhat karena ada milia juga)

Sleeping mask :

laneige cica (ini juga works on my skin at that moment. Cuma tiap habis pakai dia semalaman, paginya pori-pori di pipi dekat hidung jadi terbuka), juga cathy doll snail abalone pearl. Abalone ini mantap sekali tapi sayang 1 sachet cuma cukup untuk satu kali pemakaian di wajah. Boros dan males beli bersachet-sachet.

Powder mask:

aztec bentonite di mix cuka apel bragg, roro mendut brotowali masker (bukan yang lulur) mix air kran biasa. Keduanya fungal acne safe. Aztec daya kedutnya kuat, ga bikin cerah kulit, tapi bukan itu tujuan saya pakai memang. Roro mendut ngefek dalam 1x pemakaian, jerawat bernanah saya mau kempes. Ada daya kedutnya juga.

Clay mask:

queen helene mint julep (praktis tinggal oles ga perlu campur air. Ada daya kedut juga dan mampu ngempesin jerawat, ini fungal acne safe juga)

Sheet mask:

SNP varian jeju, wild gingseng warna coklat, marine

LAST UPDATE

Ini kondisi kulit saya sekarang tertanggal 2 Juli 2020. Jauh lebih mendingan karena jerawat besar sudah tidak banyak nampak dan bruntusan di rahang, leher, punggung, siku kiri sudah hilang.

Kesimpulannya produk yang saya pakai dan ngefek: safi micellar water (logo depan biru), hatomogi toner. Saya skip sunscreen dan makeup (karena saat ini juga lagi hamil kembar jadi malas aja ribet milih dan nyari yang nyaman dan aman), untuk pelembab saya gonta-ganti kadang essence doang, kadang layer sama sleeping mask, kadang pakai sleeping mask aja dan sheet mask. jadi sulit nentuin yang pasti micellar dan tonernya wajib saya pakai bangun tidur dan sebelum tidur.

Gimana? lumayan ya. Kondisi kulitku sekarang jauh membaik. Beberapa produk ada yang repurchase dan tidak. Simak lebih jauh untuk Skincare Routine tahun 2021. Semoga membantu dan tetap semangat.

Anda mungkin juga suka...

8 Komentar

  1. […] lanjut, ada baiknya membaca postingan yang ini dulu supaya kita makin […]

  2. […] Baca Juga: Perjalanan dan Riwayat Fungal Acneku. Kapan dan bagaimana menyadari itu fungal acne? […]

  3. […] memang kurang ngelembabin tapi cepet nyerep di kulit dan ga berminyak. Waktu lagi fungal acne (baca kisah fungal acne), gw pake cleanser lokal fungal acne safe (udah gw post, baca yah), toner lokal fungal acne safe […]

  4. […] review dua serum produk lokal yang aman untuk kulit fungal acne. Pastikan kamu membaca ini juga ya sharing tentang kulit fungal acne […]

  5. […] Perjalanan itu saya rangkum di tulisan ini Perjalanan Fungal Acne – Kapan Mulai Menyadari & Bagaimana menghadapinya. […]

  6. […] yang masih nyinyirin istilah fungal acne, baca ini dulu biar ga ada grundelan diantara kita. Untuk indikator fungal acne safe akan suatu produk, aku masih […]

Tinggalkan Balasan